Senin, 13 Maret 2017


 Trump, dan politik di Asia pasifik
Oleh : Yofiendi indah Indainanto

Pasca pelanitkan persiden Amerika terpilih  Donald Troump sabtu malam waktu Indonesia barat, diwarnai unjuk rasa diberbagai negara menolak pelantikan tersebut. Dilansir dari antaranews.com “Di Eropa, aksi unjuk rasa juga berlangsung di Berlin, Paris, Roma, Wina, Jenewa dan Amsterdam”. Bukan hanya di eropa, aksi protes juga terjadi di Australia dan Selandia baru. Rentetan penolakan yang terjadi diberbagai negara dipicu dengan pernyataan Trump saat kampanye yang kontroversi.
Tak hanya sampai di situ kemunculan negara ekonomi baru dan menjadi kekuatan seperti Cina  yang terjadi di Asia Pasifik memunculkan keputusan yang tidak diduga-duga oleh kebanyakan orang salah satunya seperti yang dilansir Antaranews.com ”Pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump menyatakan strategi perdagangannya demi melindungi angkatan kerja Amerika akan dimulai dengan menarik diri dari pakta perdagangan Kemitraan Asia Pasifik (TPP) yang beranggotakan 12 negara”. Pihaknya menilai kesepakatan dagang hanya menguntungakn elit-elit orang dalam dan elit Washington belaka dan bukan para pekrja. Akibatnya banyak pabrik tutup dan defisit terjadi. Trump menilai dengan ketegasan dan keadian bisa memunculakan kemajuan ekonomi dan menguntungan pekerja Amerika. Salah satu sasaranya perombakan ulang kesepakatan  adalah di Asia Pasifik
Politik internasional kusunya di Asia Pasifik dari kasus teretorial sampai kekasus kepentingan kekuasaan negara penguasa(adi daya). Banyak kalangan menilai kasus di laut cina selatan, merupakan ajang unjuk gigi kekuatan militer cina di Asia sebagai jawara baru yang menjadi tirai pelindung Asia. Pertarungan kekuasaan di Asia pasifik akan menimbulkan abat baru dalam kancah kekuasaan internasional. Pertarungan bukan hanya terjadi antara kekuatan Amerika dengan cina, tetapi dengan negara yang muncul sebagai kekuatan baru dunia seperti Indonesia, Thailand, Malasiya, Vetnam, Filipina yang mengambil peranan peting setabilitas kawasan Asean sebagai kawasan perimer jalur lintas perdagangan dunia.
Dalam sejarah tercatat, dari perang kekuasaan di asia  pasifik memunculkan negara-negara baru dimana pada saat itu Jepang sebagai aktor utama .Pada era dekade 1937-1945 perang yang sengit terjadi di asia pasifik atau orang Jepang menyembut perang Asia Timur Raya(greater east asia war). Perang yang terjadi melibatkan  pihak sentral (Jepang, Jerman Nazi, Italia dan Thailand) dengan pihak sekutu ( Tiongkok, Amerika, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda, Selandia Baru). Petempuran ini juga menjadi saksi tentang munculnya negara baru dengan kekalahan pihak Sentral sehingga harus rela melepas kekuasaanya. Di perang ini pula terjadi saksi bisu karya fisikawan Julius Robert Oppenheim  tentang senjata mematikan bom nuklir yg jatuh di Hirosima dan Nagasaki.
Sejarah tinggalah sejarah hanya pelipur dang pengingat belaka. Dekade sekarang setelah setengah abad lebih berlau banyak yang telah berubah. Dalam pergerakan politik internasional pihak pemenang  perang salah satunya Amerika serikat terus menancapkan kedikdayaan di sepanjang asia pasifik.
Namun dalam perkembangan sekarang kekuasaan Amerika di Asia pasifik mengalami penurunan kekuasaan setelah munculnya Cina yang mengalami pertumbuhan ekonomi teratai yang tidak disangka-sangka.  Kedikdayaan Amerika di asia pasifik bukanlah momok bagi pemimpin di Asia, walaupun powernya masih dirasa, bisa dibilang Amerika sekarang telah kehilangan taring. Menghadapi persaingan dengan Cina, Amerika seolah mengalami kesulitan untuk menunjukan kapasitasnya di Asia. Sebagai negara berpenduduk terbesar didunia dan sebagai salah satu negara terluas didunia wajar saja capaian Cina di Asia mencengangkan. Cina terus menegaskan diri sebagai kekuatan yang menguasai asia.
Menurunya kekuatan Amerika di Asia Pasifik ditandai dengan salah satu sekutu Amerika yaitu Filipina yang merujuk pada keputusan persiden Filipina Rodrigo Duterte dengan memutus hubungan militer dengan Amerika dan beralih ke cina. Filipina jelas merupakan sekutu yang telah lama bersama dengan Amerika, hubungan harmonis mereka solah ditandai dibangunnya pangkalan militer di Filipina sebagai kerjasama militer kedua negara. Tak hanya sampai disitu ketegangan Filipina terhadap Amerika kembali muncul saat persiden Filipina membuat kebijakan tentang pembunuhan masal bagi warga yang terlibat dalam narkoba dan mengkonsumsi narkoba di luar hukum. Respon langsung ditanggapi Pemerintah Amerika saat masih dipimpin Obama dengan mengatakan tindakan itu melanggar  HAM. tak mau didikte Amerika Persiden Rodigo pun balik menuding Amerika yang banyak membuat pelanggaran HAM di timur tengah.
Menurut rodigo  sektor militer dan ekonomi As telah kalah dari Cina. Bukan hanya Filipina, Malaysia untuk pertama kali membeli kapal tempur ke cina. Malaysia yang merupakan jelas-jelas anggota pesemakmuran Inggris dengan langkah berani membeli kapal ke Cina. Begitu juga dengan Tahiland yang merapat ke Cina soal seketa laut cina selatan. Investasi cina di asia pasifik juga tak kalah mentereng salah satunya di Indonesia.
Menurunya kedikdayan Amerika bukan saja terjadi di asia pasifik semata, di Asia Timur tengah juga mengalami hal ya sama setelah Rusia mengambil peran sentral. Amerika tidak dilibatkan dalam negosiasi damai di Suriya yang digagas oleh Rusia, hal ini ditandai dengan pengusiar diplomat As saat Iran, Turki, dan Rusia menolak campur tangan As dalam penyelesaian konflik Suriya, ini merupakan pukulan telak As yang selama ini selalu berperan aktif membuat kesepakatan . Merujuk kasus di Yaman dan Afganistan yang tidak jelas sampek sekarang prosesnya Penurunan kekuasaan amerika di internasional tak semata-mata terjadi dengan begitu saja. Banyak faktor salah satunya faktor internal.

Terpilihnya Donald Trump sebagai persiden Amerika yang dikenal rasis,seksis dan anti Islam membuat kredibelitas As dalam mengupayakan negara demokrasi menjadi tanda tanya(?), setelah negara As sendiri tidak demokrasi menghina sesama terlepas dari ada atau tidak ada campur tangan Rusia dalam mempengaruhi hasil pemilu.  Buah dari kegaduhan itu memunculkan tudingan Obama kepada Putin tentang campur tangan Rusia dengan serangan cibyer atau peretasan jaringan internet dalam Pemilu yang membantu kemenangan Trump. Tudingan itu berdampak pada pengusiran 35 diplomat Rusia oleh Obama. Bayak pihak menilai Putin akan kembali mengusir diplomat As di Rusia perihal tudingan ini. Namun Putin justru tidak mengusir diplomat As bisa jadi ini terjadi karena terpilihnya Trump sebagai persiden baru As yg dikenal memiliki hubungan harmonis dengan Putin. Bisa jadi saat ini As sedang mengalami krisis dalam dunia internasional bukan hanya di Asia tetapi juga di Eropa salah satunya Britania Raya yang keluar dair Uni Eropa setelah pidato Obama yang meminta Britania Raya agar tetap di uni eropa tidak ditanggapi.
Setelah pelantikan Trump, sorotan utama jelas mengarah pada eksistensi Amerika didunia internasional terutama tentang politik kekuasaan di Asia Pasifik, peta kekuasan duni mengarah pada tiga kekuasaan antara Ameriak, Rusia, dan Cina yang mulai mencari lahan kekuasaan di negara belahan dunia ketiga sebagai kaki tangan kekuasaan pendukung. Sosok Trump terlepas dari kontroversi dirinya. Asa baru dalam kekuasaan Amerika sekarang tengah diperjuangan terutama dengan competitornya Cina dengan mengatakan”satu cina”. Hal ini diperkuat dengan Trump menerima panggilan telepon dari pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen. Pembicaraan Trump dan Tsai sontak memicu kemarahan media pemerintah Cina dan membuat Beijing menyampaikan protes resmi.    

Menerpa dari fenomena itu jelas Amerika sedang mengalami masa sulit di internasional Di asia pasifik cina menunjukan eksistensi dengan perlahan tapi pasti As di usir secara halus. Di timur tengah Rusia mengambil peran sentral. Indonesia sebagai kekuatan yang disegani menjadi incaran negara adikuasa demi menyusun sebuah kekuatan baru cina telah mendekat. Peralihan isu dengan melakukan latihan militer di laut natuna beberapa waktu lalu dengan maksud memberi tahu cina tentang kekuatan Indonesia. Namun jika dikaca lagi bahwa justru sasaranya adalah As agar kekuasaan As di asia pasifik segera hengkang. Dengan harmonisnya hubungan Indonesia dan cina hal ini ditandai dengan pengiriman TKA cina ke Indonesi bisa jadi cinta dan Indonesia sengan mengatur rencana besar tentang kekuatan di Asia Pasifik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar